Berita  

Strategi Diplomasi untuk Mengatasi Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai

Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura, Patrice Rio Capella, memberikan saran cara diplomasi kepada Gubernur Bengkulu Helmi Hasan agar bisa menangani persoalan pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai dengan tepat.

Bengkulu, JejakRaflesia.com – Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura, Patrice Rio Capella, memberikan saran cara diplomasi kepada Gubernur Bengkulu Helmi Hasan agar bisa menangani persoalan pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai dengan tepat.

Ia mengarahkan untuk melakukan langkah diplomasi yang tepat kepada presiden Prabowo Subianto agar persoalan tahunan yang terjadi di Pelabuhan Pulau Baai segera tuntas.

“Ingat, satu-satunya pelabuan Samudera terbesar di Indonesia itu hanya Bengkulu. Yang lain itu pelabuan selat, maka perawatannya harusnya tidak sama dengan perawatan pelabuhan selat,” paparnya, Minggu (22/6/25).

Kata Rio, pelabuan Pulau Baai tidak hanya berfungsi untuk ekonomi, tapi juga berfungsi sebagai pertahanan kemanan. Awal mula berdirinya pelabuhan tersebut dampak dari pengejaran kapal selam yang muncul di Teluk Bayur pada 30-40 tahun silam.

Maka dibuatlah Pelabuhan Pulau Baai dalam rangka pertahanan keamanan. Sama seperti Bandara di Mukomuko yang tujuan awalnya untuk fasilitas pertahanan militer.

“Saudara Helmi Hasan kan punya jaringan yang cukup di kabinet hari ini dengan presiden. Harusnya pendekatannya bukan sekedar untuk BBM,” paparnya.

Karena jika hanya soal BBM, maka persoalan tersebut akan selesai cukup dengan pengiriman BBM jalur darat dari Sumatra Barat dan Sumatera Selatan dan perawatannya hanya akan biasa-biasa saja.

Mestinya melakukan pendekatan pelabuhan samudera terbesar di Indonesia sebagai pertahanan keamanan, maka dana yang dikeluarkan bukan hanya untuk kapal bawa BBM saja tapi bisa jadi tempat kapal-kapal induk masuk.

“Menurut saya strateginya begitu, jadi bukan pendekatan pada sekedar masukkan BBM lewat Pulau Baai, kalau itu gak penting-penting,” imbuhnya.

Jadi kata Rio, jika Pelabuhan Pulau Baai diangkat untuk dibutuhkan sebagai fungsi pertahanan keamanan (hankam). Pendekatan kepada presiden Prabowo Subianto yang merupakan jendral bintang 4 akan mudah.

“Itu strategi diplomasi, maka diplomasi itu penting, cara pendekatan dalam melihat sebuah persoalan itu harus konverhensif,” pungkasnya.

Suber: SatuJuang.com

Exit mobile version